Dweller

Advertise

­ ­

Tuesday, December 14, 2010

Ketika Sang Anak Ternyata Lesbi



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar anda semua saudara-saudaraku? semoga anda semua selalu sehat wal afiat. BIla pada saat ini anda atau saudara anda semua sedang terbaring sakit, aku berdo'a kepada yang maha menyembuhkan agar memberikan kesembuhan kepada anda atau saudara anda yang kebetulan sekarang ini sedang sakit agar anda atau saudara anda bisa beraktifitas kembali dan dapat bercengkrama kembali bersama keluarga tercinta.
Anak merupakan sebuah anugerah terindah yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada kita ketika kita meninggal dunia. Tidak ada manusia yang hidup didunia ini yang tidak menginginkan seorang anak dari pernikahannnya. Jikalau sering kita mendengar ada orang tua yang tega membunuh anaknya ketika telah dilahirkan, maka jangan salahkan mengapa mereka membunuh anaknya tetapi salahkan kenapa orang tuanya mau melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT yang bisa menyebabkan kelahiran anak yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh Allah SWT.

Kali ini aku ingin berbagi cerita tentang curhatan teman-teman kepadaku. Kebetulan teman-teman yang curhat kepadaku ini mempunyai sedikit perbedaan dari kita semua. Biasanya kalau kita lelaki pasti menyukai perempuan. Begitu juga sebaliknya, perempuan menyukai seseorang lelaki. Tetapi pada cerita kali ini aku ingin berbagi tentang apa yang dirasakan oleh wanita yang menyukai wanita.

Lesbi atau wanita yang menyukai wanita merupakan suatu perasaan yang dirasakan berbeda oleh seseorang wanita kepada wanita lain dikarenakan ada sesuatu hal yang menyebabkan mereka memiliki perasaan tersebut. Biasanya perasaan itu timbul ketika seorang wanita sedang mengalami depresi yang berat kemudian wanita itu didatangi oleh seorang wanita yang memberikan perhatian yang sangat-sangat lebih kepada wanita yang sedang bersedih tersebut.

Di Indonesia, wanita lesbi ataupun cowok homo masih sering dikucilkan oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat lebih menganggap bahwa mereka itu tidak lebih baik dari wanita atau lelaki normal, padahal belum tentu kita lebih baik dari mereka karena bisa jadi mereka yang lebih baik daripada kita semua.
Menurut pandanganku pribadi, kita harus melihat ini semua dari dua sisi. Aku melihatnya dari sisi ketakutkanku kepada sang pencipta yaitu Allah SWT dan juga dari sisi kemanusiaanku yang peduli akan hak asasi manusia.

Seperti kita ketahui bersama bahwa Allah SWT sangat mengharamkan dan memurkai seseorang yang menyukai sejenisnya dikarenakan tentunya tidak bisa mendapatkan keturunan selain itu tentunya menyalahkan kodrat kita sebagai manusia biasa. Dalam sisi hubungan sosial, saya tidak mempersalahkan itu semua selama mereka masih bisa menciptakan kedamaian dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat.

Tentunya karena aku memiliki Tuhan yaitu Allah SWT dan Allah SWT sudah memerintahkan kepada kami semua sebagai ummatnya untuk tidak menyukai sesama jenis, maka sudah otomatis saya akan lebih menuruti perintahnya. Sebaliknya jikalau teman-teman yang kebetulan sedang mempunyai perasaan suka dengan sesama jenis, jikalau mereka masih terus suka dengan sesama jenis janganlah kita menghinakan atau mengucilkan mereka. Sudah sepantasnyalah kita menasehati mereka dengan cara baik-baik. Jika mereka masih kokoh dengan pendapatnya, maka sudah tentu kita ikhlaskan saja mereka kepada Allah SWT karena ajaran agama Islam itu bukanlah paksaan bagi pemeluknya.

Banyak hal yang menyebabkan wanita menyukai wanita yang lain, diantaranya ada tiga hal yaitu faktor orang tua, faktor lingkungan, dan faktor anak itu sendiri. Orang tua sudah tentu mempunyai andil yang besar dalam pembentukan kepribadian sang anak. Berdasarkan cerita dari teman-teman yang kebetulan memiliki perasaan suka terhadap sesama jenis, mereka mengatakan bahwa mereka kurang mendapatkan perhatian dari orang tua mereka.

Ketika mereka membutuhkan seseorang yang bisa diajak untuk tukar pikiran ataupun sekedar tempat mencurahkan isi hati dirumah mereka, mereka tidak mendapatkannya. Orang tua mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan diluar rumah. Mereka beranggapan bahwa anak mereka akan merasa bahagia kalau anaknya diberikan uang, padahal sang anak lebih membutuhkan kasih sayang dari orang tua dan juga teman ngobrol daripada uang yang melimpah tetapi tidak mendapatkan kasih sayang dan teman mengobrol yang bisa mengerti perasaan yang sedang mereka alami.

Faktor yang selanjutnya mungkin dari diri sang anak itu sendiri. Sejak kecil mungkin ada kesalahan dari orang tua yang tidak mengajarkan pada sang anak tentang ajaran agama sejak dini. Kemudian setelah anak tersebut beranjak remaja dan dewasa, anak tersebut tetap saja tidak mau mempelajari dan menjalankan ajaran yang telah diperintahkan oleh agama.

Seandainya, ketika sang anak dari kecil sampai remaja tidak diajarkan ajaran agama oleh orang tuanya, sang anak seharusnya mencari sendiri tempat yang mengajarkan tentang ilmu agama. Jikalau sang anak sudah mempelajari ilmu agama dengan baik, maka aku yakin bahwa sang anak tidak akan pacaran.

Pacaran termasuk salah satu hal yang menyebabkan seseorang wanita mempunyai perasaan cinta terhadap wanita lainnya selain dikarenakan oleh orang tua yang kurang memberikan kasih sayang kepada mereka.

Mengapa pacaran termasuk salah satu penyebab mereka menjadi seseorang yang mencintai lawan jenis? Ketika seseorang anak manusia pacaran, besar kemungkinan anak manusia tersebut akan melakukan apa saja demi sang kekasih tanpa memikirkan apakah itu dilarang atau tidak oleh ajaran agama dan juga berdampak buruk atau tidak baginya kedepan nanti.

Oleh karena sudah dimabuk asmara, banyak wanita yang memberikan tubuh mereka untuk dinikmati oleh lelaki-lelaki yang bernama pacar tersebut. Setelah sang pacar puas menikmati tubuh wanita itu, kemudian sang lelaki dengan gagah memutuskan hubungan. Tinggallah wanita itu bertemankan sepi dan kesedihan.

Dikala kesedihan terus menghampiri dan rasa bersalah terus menghantui, maka datanglah seseorang wanita yang memberikan rasa perhatian dan rasa peduli yang sangat berlebih kepada wanita itu. Seseorang yang sedang mengalami sebuah keadaan dimana ia sedang merasa bersedih, kemudian datang seseorang memberikan perhatian dan kepedulian yang begitu besarnya, maka sudah otomatis hati kita dan alam bawah sadar kita memberikan respect yang baik pula kepada orang tersebut.

Selain itu, lingkungan juga turut berpengaruh dalam membentuk perempuan yang mencintai perempuan. Sering kali kita melihat didepan, dibelakang, disamping kiri, atau disamping kanan kita wanita-wanita yang berjalan berduaan sambil bergandengan atau berpelukan, padahal mereka semua bukan suami istri.

Kita sebagai salah satu elemen dalam lingkungan tersebut hanya berdiam diri. Alasan kita sederhana, kita beranggapan bahwa untuk apa kita pedulu terhadap mereka karena mereka bukanlah anak kita. Itulah pikiran picik dari manusia. Coba anda bayangkan kalau semua manusia berfikiran seperti itu, maka sudah pasti akan banyak sekali perbuatan-perbuatan maksiat yang terjadi dan bukan tidak mungkin kalau nantinya menyebabkan generasi muda kita menjadi generasi muda yang saling mencintai sesama jenis.


Lantas Bagaimana Solusinya.
Tentunya kita tidak mau menjadi beban bagi orang lain. Kita harus menjadi solusi atau memberikan solusi bagi permasalahan orang lain. Jikalau kita terus-terusan menjadi orang yang membuat permasalahan semakin bertambah tanpa memberikan solusi yang berarti bagi orang lain, maka tentunya negara ini tidak akan maju-maju. Negeri ini hanya akan maju jika setiap rakyatnya menjadi solusi bagi permasalahan bangsa ini.

Orang tua harus kembali mengatur ulang tujuang hidup mereka. Mereka harus menjadikan kasih sayang dan kepedulian terhadap kehidupan pribadi sang anak sebagai sebuah tujuan utama sehingga sang anak mendapatkan teman untuk berbagi cerita dan keluh kesah. Tetapi jikalau sang orang tua masih terus saja sibuk mencari kerja dan menumpuk-numpuk harta yang tak berguna, sementara anaknya terus-terusan tidak diberikan kasih sayang dan kepedulian tetapi hanya diberikan uang yang melimpah, bukan tidak mungkin seseorang yang mencintai sesama jenisnya akan semakin bertambah banyak kedepannya. Tentunya kita tidak mau bukan?

Sang anak juga harus sadar, bahwa kalau mereka pasti bisa berubah menjadi seperti semula asalkan mereka mau. Sang anak harus kembali kedasar kembali seperti mereka waktu kecil. Mereka harus mencari dan memperdalam ilmu agama dan berusaha menjalankan dengan sungguh-sungguh perintah yang ada didalam agama. Tidak ada yang rugi jikalau kita menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT Tuhan yang maha Esa kepada ummatnya. Hal yang akan terjadi adalah kebahagiaan dunia akhirat yang akan dirasakan jikalau kita semua ikhlas dalam mengerjakannya.

Kemudian lingkungan harus lebih proaktif lagi dalam mengontrol masyarakat-masyarakat yang ada dilingkungannya. Jangan biarkan anak-anak muda terlalu bebas berjalan hilir mudik, berpelukan, berpegangan, dan bergandengan tangan, padahal mereka bukan suami istri.

Jikalau lingkungan masih memegang prinsip tidak akan memberikan teguran kepada generasi muda yang lain dengan anggapan bahwa generasi muda itu bukan anak mereka, keponakan, atau saudara mereka, maka percayalah bahwa akan semakin banyak generasi muda bangsa ini yang hancur moralitasnya dan bukan tidak mungkin akan semakin banyak yang akan menjadi seseorang yang mencintai sejenisnya.

Selain itu lingkungan juga harus menghargai keberadaan mereka. Keberadaan mereka bukan untuk dihina ataupun dicaci. Mereka membutuhkan kita semua. Mereka membutuhkan kasih sayang kita untuk membimbing mereka kembali kejalan yang semua. Sudah pasti tidak akan ada yang mau kalau seseorang mencintai sejenis karena fitrah manusia yaitu ingin memiliki keturunan.

Seandainya kita semua sudah mengerti peranan kita masing-masing dan menjalankan tugas kita masing-masing dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, maka bukan tidak mungkin orang-orang yang mencintai sesama jenis akan sangat sedikit di negeri ini. Negeri ini akan dihiasi oleh orang-orang yang mencintai lawan jenis dengan penuh keikhlasan dan satu tujuan yaitu menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada sang pencipta.

Hal yang harus kita ingat, janganlah kita mengucilkan orang yang berbeda dengan kita, tetapi mari kita harus selalu saling menghargai antar sesama karena Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah tidak menghargai orang-orang yang berbeda dengannya. Tentunya kita sebagai ummat Muhammad SAW sudah sepantasnyalah meniru apa yang telah diajarkannya kepada kita semua. Semoga saja kita semua bisa.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

3 komentar:

Style Dweller said...

berobat lah kau lesbi... eh, bertobat!!!
kasian ortu lo cari uang susah payah (kecuali yg korupsi!!)..

CAHYA ANITA said...

untung aku gak Lesbi... ^.^

Unknown said...

bagus lah nak jika seperti itu...

Post a Comment

 
Powered by Blogger