Dweller

Advertise

­ ­

Tuesday, December 14, 2010

Cek Kecocokan Anda dan Dia Lewat Urutan Lahir


Setiap orang pasti memiliki urutan lahir dalam keluarga. Anda bisa saja adalah anak pertama, anak tengah, bungsu, atau anak tunggal. Menurut para pakar hubungan, urutan kelahiran Anda ternyata bisa memengaruhi kelanggengan berhubungan Anda.

Menurut William Cane, penulis The Birth Order Book of Love, yang menganalisa sebanyak 6.000 pasangan selebritis dan figur bersejarah, ada kaitan erat antara urutan kelahiran dengan kelanggengan sebuah hubungan. “Faktor-faktor seperti usia, ras, dan gender memang berpengaruh pada pembentukan kepribadian seseorang. Namun, riset yang dilangsungkan membuktikan bahwa faktor terutama dalam pembentukan kepribadian seseorang adalah urutan kelahiran seseorang,” jelas Cane.

Anak pertama
Karena anak pertama umumnya selalu diminta untuk bertanggung jawab atas adik-adiknya, biasanya mereka akan tumbuh menjadi orang yang dominan, sangat bertanggung jawab, terorganisir, dan kompetitif.

Anak tengah
Anak tengah adalah tipe yang senang mencoba membuat orang lain bahagia (istilahnya, people pleaser). Anak tengah secara alami adalah tipe yang pandai berdiplomasi, dan sulit untuk membuat mereka mengambil sisi atau keputusan. Anak tengah juga cenderung pandai memanipulasi.

Anak bungsu
Anak bungsu adalah tipe yang mudah bergaul dan kreatif, serta lebih suka keadaan seperti apa adanya dan tak begitu menyukai perbedaan. Anak bungsu adalah tipe yang lebih suka berpetualang ketimbang saudara-saudaranya, meski mereka juga butuh bersandar dan manja sewaktu-waktu.

Anak tunggal
Anak tunggal biasa menjadi pusat perhatian di dalam keluarga, jadi ia cenderung haus perhatian. Menjadi anak tunggal kadang menandakan ketidaktahuannya akan lawan jenis. Ia sering kebingungan bagaimana menghadapi lawan jenis.

Kembar
Anak kembar memiliki ikatan yang kuat, dan sering bersandar satu sama lain saat akan memutuskan sesuatu. Mereka tipe yang terbiasa akan hadirnya partner, sehingga membuat mereka menjadi pasangan yang romantis.

Kecocokannya:
Ketika menyangkut urutan lahir dan kelanggengan berhubungan, studi menunjukkan bahwa hal yang sangat berbeda akan saling tarik menarik. “Pasangan yang keduanya merupakan anak pertama, contohnya, memiliki peringkat yang sama dan cenderung bertengkar untuk memperebutkan kursi kepemimpinan,” jelas Cane. Begitu pun dengan pasangan yang sama-sama anak bungsu, yang bisa diperkirakan, mereka akan menemukan masalah mengenai siapa yang harus “diasuh” dalam hubungan tersebut, dan siapa yang harus menjadi kepala keluarga.


Dr Kevin Lenman, pengarang buku The Birth Order membagikan penemuan mengenai pasangan urutan kelahiran yang terbaik:

Paling cocok
Anak pertama dan anak bungsu/anak tengah dengan anak bungsu/anak tunggal dengan anak bungsu
Hubungan ini akan berlangsung sangat baik, karena si anak bungsu akan mengajarkan pasangannya bagaimana cara bersantai dan tenang untuk menghadapi berbagai persoalan. Sementara anak pertama/anak tengah/anak tunggal akan mengajarkan si bungsu pentingnya keteguhan hati dan betapa pentingnya untuk menghadapi hidup sewaktu-waktu.

Tak terlalu cocok:
Anak pertama dan anak pertama
Ketika dua orang yang sangat bossy berpasangan, sudah bisa diperkirakan akan terjadi friksi tinggi. Akan ada banyak konflik di kedua pihak untuk mencari kontrol atau mereka bisa jatuh ke tipe orang yang saling mengkontrol.

Anak bungsu dan anak bungsu
Kedua individu yang penuh petualangan ini memang bisa diartikan sebagai keseruan dan kegilaan di awal hubungan, namun tidak adanya orang yang menjadi kepala dalam hubungan, sudah bisa diperkirakan, hubungan ini bisa berubah menjadi chaos.

Anak tunggal dan anak tunggal
Selain masalah siapa yang akan mengkontrol hubungan, masing-masing mereka akan sama-sama kebingungan mengenai pasangannya.


tambahan
ANAK PERTAMA
Menurut teori psikologi, anak pertama cenderung mengambil posisi sebagai pemimpin di dalam keluarga. Sangat bertanggung jawab, penuh perhatian, dan cenderung mengikuti aturan baku yang dibuat oleh orang tuanya, juga yang berlaku di masyarakat.
Kelebihan lainnya, umumnya anak sulung pun jago mengatur emosinya. Dalam situasi sulit yang bikin panik, dia tetap bisa keliatan tenang. Cuma, kalo benar-benar udah kepepet…. Wah! Si Sulung bisa mendadak agresif!
Kekurangannya? Standar lah! Cenderung “gila hormat”, hehehe…. Gengsinya gede banget! Kalo dia salah nih, walau dalam hati ngaku, tapi untuk melakukan pengakuan di mulut susah. Apalagi kalo harus ngaku salah pada adek atau orang yang lebih muda dari dia.
Gengsi yang kelewat gede itu buntutnya juga merembet pada keegoisan di lini lain. Anak pertama cenderung selalu pengen dimengerti oleh orang-orang terdekatnya.

ANAK KEDUA
Anak kedua juga sifat kepemimpinanya lumayan gede, walau nggak segede anak pertama. Rasa tanggung jawab dan perhatian pada keluarganya pun patut diacungi jempol. Pokoknya, kalo anak pertama diibaratkan sebagai seorang Presiden, makan anak kedua itu ibarat Wakil Presiden.
Hanya aja, perbedaan yang mencolok di antara mereka adalah: anak kedua biasanya masih agak berani melawan aturan, meski nggak sering. Terus, kalo adek-adeknya nyeleneh, anak kedua masih bisa memikirkan argumen dari adek-adeknya, sebelum marah-marah.
Minusnya anak kedua? Sifat kepemimpinannya biasanya baru keliatan kalo kakaknya udah hampir hands up ketika menghadapi suatu masalah. Selama kakaknya naga-naganya masih kuat menghadapi tuh masalah, dia sih nonton aja!

ANAK KETIGA/ ANAK TENGAH
Konon yang paling “absurd” di dalam keluarga! Karakternya umumnya sangat berlawanan dengan saudara-saudara kandungnya yang lain. Walau banyak anak ketiga alias anak tengah yang dari luar keliatannya merupakan pribadi yang extrovert (terbuka), tapi sebenarnya dia cenderung introvert (tertutup). Dalam banyak hal, terutama buat urusan pribadi, nggak mau cerita apalagi minta tolong sama keluarga.
Kenapa?
Karena posisi yang “kejepit” di dalam keluarga, anak tengah suka ngerasa rada nggak dipeduliin sama ortu dan anggota keluarga lainnya. Nggak kayak anak pertama yang diperhatiin lebih lantaran diserahin tanggung jawab besar atau kayak adek bungsunya yang diperhatiin lebih lantaran selalu dianggap seperti “mainan”.
Toh, sikon ini pada akhirnya justru bikin anak ketiga punya banyak kelebihan. Lebih tough, lebih bisa membina hubungan yang solid dengan orang-orang di luar keluarga intinya, serta lebih gampang membaca dan memahami isi pikiran orang lain.

0 komentar:

Post a Comment

 
Powered by Blogger