HUBUNGAN harmonis dan kompak dengan rekan kerja merupakan suatu hal yang penting guna meningkatkan produktivitas sebagai sebuah tim. Oleh karena itu, sangat mendesak bagi Anda menemukan cara agar mampu bekerja sama dengan mereka secara efektif.
Akan tetapi, tak jarang muncul tantangan ketika harus menghadapi rekan kerja yang ''sulit'', misalnya saja si biang gosip, backstabber, atau mereka yang terlalu kompetitif. Ikuti sejumlah kiat berikut ini guna menciptakan hubungan rukun dengan rekan kerja, tak peduli betapa buruk tabiatnya:
Akan tetapi, tak jarang muncul tantangan ketika harus menghadapi rekan kerja yang ''sulit'', misalnya saja si biang gosip, backstabber, atau mereka yang terlalu kompetitif. Ikuti sejumlah kiat berikut ini guna menciptakan hubungan rukun dengan rekan kerja, tak peduli betapa buruk tabiatnya:
1. Tujuan
Pastikan Anda dan rekan kerja memiliki tujuan yang sama. Jika terjadi perdebatan dalam mengarahkan jalannya suatu proyek, pastikan Anda dan rekan kerja memiliki persepsi yang sama dalam membaca parameter penugasan dan hasil yang diinginkan sebelum mulai mengerjakan proyek tersebut. Miskomunikasi mungkin menjadi penyebab utama terjadinya ketidakcocokan tersebut.
Mulailah dengan pertemuan empat mata sehingga Anda dan rekan kerja mampu mengemukakan berbagai hal secara gamblang. Setelah itu, tindak lanjuti dengan rekap tertulis dari apa yang telah didiskusikan dan disetujui. Hal ini berguna sebagai acuan dan bisa membuat setiap orang berjalan pada koridor yang telah ditentukan dan tidak mengalami kebingungan.
Mulailah dengan pertemuan empat mata sehingga Anda dan rekan kerja mampu mengemukakan berbagai hal secara gamblang. Setelah itu, tindak lanjuti dengan rekap tertulis dari apa yang telah didiskusikan dan disetujui. Hal ini berguna sebagai acuan dan bisa membuat setiap orang berjalan pada koridor yang telah ditentukan dan tidak mengalami kebingungan.
2. Empati
Berusahalah menempatkan diri Anda di posisi rekan kerja. Anda bisa meningkatkan hubungan dengan cara memikirkan suatu persoalan dari perspektifnya. Misalnya, Anda mungkin merasa kesal karena rekan kerja merespon email yang Anda tulis secara panjang dan terinci hanya dengan satu kalimat pendek sebagai balasan. Akan tetapi, jawaban singkat tersebut barangkali diberikannya karena sedang sibuk sehingga dia akan lebih menghargai jika Anda bisa menuju pokok sasaran dan tidak bertele-tele.
Contoh lain, seorang rekan kerja yang mengajak bergosip ketika Anda sedang mengerjakan tugas dengan tenggat waktu dekat, barangkali hanya berusaha menghibur supaya Anda beristirahat sejenak dari pekerjaan. Berikan dia kesempatan berbicara beberapa menit, lalu ingatkan dengan sopan bahwa Anda memiliki kewajiban yang harus diselesaikan.
Contoh lain, seorang rekan kerja yang mengajak bergosip ketika Anda sedang mengerjakan tugas dengan tenggat waktu dekat, barangkali hanya berusaha menghibur supaya Anda beristirahat sejenak dari pekerjaan. Berikan dia kesempatan berbicara beberapa menit, lalu ingatkan dengan sopan bahwa Anda memiliki kewajiban yang harus diselesaikan.
3. Sabar
Saat rekan kerja yang kompetitif sengaja mencari gara-gara dengan mengungkit-ungkit kegagalan atau ketidakberuntungan yang Anda alami, cara terbaik adalah menghindari diri menangkap umpan yang dilemparkan olehnya. Jika dia berpura-pura menunjukkan simpati, berikan saja respon langsung secara sopan atau ucapkan terimakasih atas perhatiannya. Hindari sarkasme dalam pilihan kalimat Anda. Tidak ada yang paling membingungkannya selain menerima respon positif saat dia mengharapkan hal berlawanan dari Anda.
4. Permintaan maaf
Salah satu hal yang paling menyebalkan adalah ketika rekan kerja melakukan kesalahan yang berdampak buruk terhadap pekerjaan Anda, namun dirinya bertingkah seolah-seolah kesalahan tersebut bukan tanggungjawabnya. Jika demikian, biarkan orang tersebut mengetahui apa yang salah, tapi jangan memaksanya meminta maaf. Sekesal apa pun Anda dibuatnya, menuding kesalahan seseorang secara terus menerus justru akan membuat situasi semakin memburuk.
Jika persoalan tersebut cukup gawat, bicarakan langsung masalah itu dengan atasan untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan, tanpa harus mengaku sebagai orang yang bertanggungjawab.
Jika persoalan tersebut cukup gawat, bicarakan langsung masalah itu dengan atasan untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan, tanpa harus mengaku sebagai orang yang bertanggungjawab.
5. Tidak personal
Jangan mengambil pusing setiap persoalan kecil yang tidak signifikan dan menjadikannya masalah pribadi. Misalnya, rekan kerja yang tidak pernah menyapa Anda ketika tiba di kantor saat pagi hari, barangkali tidak berniat mengacuhkan atau membenci Anda. Bisa saja dia memang bukan orang yang suka berbasa-basi.
6. Sopan
Tunjukkan selalu sikap ramah kepada setiap rekan kerja. Meskipun seseorang memprovokasi dengan perlakuan yang salah, bertindak profesional dan bijaksana mampu membantu Anda menghadapi berbagai jenis individu secara tepat. Tidak perlu bersahabat dengan semua orang, Anda hanya perlu menyesuaikan diri agar mampu bekerja secara efektif dengan mereka.
sumber: mediaindonesia
0 komentar:
Post a Comment